Wednesday, October 25, 2017

Hati: Keras vs Lembut (Bagian 2)


by Mekar Andaryani Pradipta

Kalo belum baca yg bagian 1, baca disini ya.

Kamu akan kuberikan hati yang baru, dan roh yang barudi dalam hatimu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras, dan kuberikan kepadamu hati yang taat.
Yehezkiel 36:26

Membaca ayat ini, entah kenapa saya membayangkan operasi transplantasi hati. Operasi yang dilakukan Tuhan untuk mengambil hati kita yang batu, dan menggantinya dengan hati daging. Masalahnya operasi itu tidak ada yang nyaman, apalagi operasi besar seperti cangkok hati. Bayangkan, Tuhan membedah bagian-bagian yang paling tersembunyi, menyayat, mengiris atau memotong beberapa bagian diri kita yang paling peka. Dan setahuku, di ruang bedah Tuhan tidak dipakai obat bius...

Ketika hati yang keras sedang Tuhan lembutkan, ada prosesnya. Ia membentuk, menyempurnakan. Ia mengikis apa yang tidak tepat. Membuang apa yang tidak seharusnya. Meremukkan apa yang salah.Tidak semua orang sanggup bertahan di bawah tangan kuat kuasa Tuhan yang sedang melembutkan kita. Ada yang justru menjadi keras dan bahkan meloncat keluar dari ruang operasi Tuhan.

Contoh gampangnya adalah Israel, si bangsa tegar tengkuk yang keras kepala. Untuk melembutkan hati mereka, mengubahnya menjadi hati yang taat, ruang operasi Tuhan berupa padang gurun. Di padang gurun inilah Tuhan menyingkapkan setiap kekerasan hati yang selama ini tersembunyi dan membereskannya.

Apakah beres?

Tergantung respon. Sebagian bangsa Israel mati di Padang Gurun membawa kekerasan hati mereka. Sebagian yang lain merelakan diri diubah dan berjalan hingga tanah perjanjian.

Dalam hal apa Tuhan sedang mengoperasi kekerasan hati kita? Dalam hal apa kita masih tidak bisa taat? Mungkin saat ini diantara kita malah sedang berada di ruang operasi Tuhan. Seperti terkurung, tidak paham dengan apa yang Tuhan kerjakan. Yang kita rasakan cuma rasa sakit.

Karena Tuhan membedah hati kita dengan pisau penantian. Mungkin setelah itu Tuhan bedah hati kita dengan pisau kehilangan. Di lain waktu Tuhan bedah hati kita dengan pisau kegagalan.

Saat operasi itu terjadi, bertahanlah. Jangan memberontak. Beri respon yang benar pada setiap tindakan Tuhan. Tuhan adalah ahli bedah yang bisa dipercaya. Ia tidak pernah salah mendiagnosa. Ia tidak pernah salah memberi tindakan. Ia memang tidak senang melihat kita menderita, tapi Ia menguatkan dirinya, mengijinkan kita menderita sebentar demi kebaikan kita. Waktu kita mengerang kesakitan selama proses operasi itu, ia selalu siap untuk menghapus keringat dan air mata kita. Ia juga selalu siap dengan kata-kata semangat agar kita bisa bertahan.

Kita ada di tangan yang tepat. Kita ada di ruangan yang tepat. Kita ada di proses yang tepat. Ikuti saja sampai operasinya selesai. Lalu lihatlah hasil operasi Tuhan. Betapa berbedanya hati kita, hati yang keras itu sudah tidak ada, diganti dengan hati yang taat.

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^