Monday, October 23, 2017

Hati: Keras vs Lemah Lembut (Bagian 1)



by Mekar Andaryani Pradipta

Ketika merenungkan makna kelemahlembutan, ayat ini terlintas di pikiran saya:

Kamu akan kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam hatimu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras, dan kuberikan kepadamu hati yang taat.
Yehezkiel 36:26

Awalnya saya heran karena di ayat ini kata “lemah lembut” sama sekali tidak disebut. Tapi ternyata, kata keras didefinisikan oleh KBBI sebagai “tidak lemah lembut”. Keras adalah lawan dari lemah lembut. Hal ini dikonfirmasi ketika saya membaca terjemahan lain dari ayat di atas.

“And I will give you a new heart, and I will put a new spirit in you. I will take out your stony, stubborn heart and give you a tender, responsive heart.”
Yehezkiel 36:26 (New Living Translation)

Istilah “tender” adalah sinonim kata gentle dan meek, yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi “lemah lembut”. 

Merenungkan ayat ini, setidaknya ada 2 (dua) hal yang bisa kita pelajari. Pertama, perbedaan hati yang keras dan lemah lembut, dan, kedua, bagaimana Tuhan mengubah hati yang keras menjadi lemah lembut. Artikel kali ini akan membahas poin pertama. 

Firman Tuhan menggambarkan dua macam hati dengan ciri-cirinya masing-masing. Kalau kita pelajari terjemahan versi lain maka kita bisa membuat daftar perbedaan hati yang keras dan hati yang lemah lembut.

Yehezkiel 36:26
Hati yang Keras
Hati yang Lemah Lembut
TB
Keras
Taat
BIS
Sekeras batu
Taat
FAYH
Mengeras seperti batu karena dosa
Lembut dan penuh kasih
NIV/NKJV
Heart of stone
Heart of flesh
Message
Stone heart
A heart that’s God-willed, not self-willed

Dari daftar itu, Firman Tuhan ternyata mencatat bahwa hati yang keras disebabkan karena dosa, dan jalan keluar dari masalah dosa ini hanya ada dalam karya keselamatan Kristus di kayu salib.

Di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.
Kolose 1:14

Hal ini berarti, hati yang lemah lembut harus diawali dengan pertobatan. Tanpa pertobatan, mustahil hati yang keras bisa berubah menjadi lembut. Kenapa? Karena hanya Tuhan yang sanggup mengubah hati. Yehezkiel 36:26 tadi jelas sekali menuliskan bahwa perubahan hati adalah pekerjaan Tuhan. “Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras, dan kuberikan kepadamu hati yang taat,” demikian firman Tuhan. Usaha manusia untuk memiliki hati yang lemah lembut akan sia-sia tanpa Allah di dalamnya.

Masalahnya, banyak orang yang sudah percaya Kristus tapi tidak mengalami perubahan hati. Contoh yang paling jelas adalah bangsa Israel yang oleh Tuhan disebut sebagai ‘bangsa yang tegar tengkuk’. Tegar tengkuk adalah masalah hati. Itulah mengapa Tuhan memerintahkan, “Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.” (Ulangan 10:16 – TB). Dengan kata lain, “sucikanlah hatimu yang berdosa... (Ulangan 10:16 – FAYH) dan milikilah hati yang lemah lembut.

Sayangnya, alih-alih menyunat hati, bangsa Israel yang telah mengalami pembebasan dari kehidupan lama di Mesir (yang pada Perjanjian Baru serupa dengan mengalami pembebasan dari dosa), justru menolak hidupnya diatur oleh Tuhan dan bahkan ingin kembali Mesir (alias kembali ke kehidupan dosa). Bangsa ini menolak diarahkan oleh Tuhan, tak peduli berapa banyak berkat dan bukti kasih Allah yang telah mereka peroleh dan lihat.

Hati mereka tetap keras karena mereka tidak membiarkanTuhan mengambil alih hidupnya.

Sesuai daftar tadi, ciri utama dari hati yang lembut adalah dikuasai oleh kehendak Allah, bukan kehendak diri sendiri. Hati seperti ini adalah hati yang mengerti bahwa ‘...bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Selain percaya Yesus, maka untuk memiliki hati yang lemah lembut memerlukan kesediaan kita menanggalkan ‘keakuan’ kita. Ini artinya, memposisikan Yesus sebagai Tuhan dalam hidup kita.

Selama kita masih hidup di dunia, memang tidak mungkin untuk bebas seratus persen dari keinginan diri sendiri. Namun keinginan orang yang hatinya lemah lembut akan mudah ditundukkan oleh kehendak Allah. Hatinya begitu responsive (Yehezkiel 36:26 – NLT) kepada isi hati Tuhan. Hatinya sanggup menyangkal diri dan memilih mengikuti Yesus, walaupun itu juga berarti harus memikul salib.

Jadi, melihat daftar dan renungan kita kali ini, yang manakah hati kita? Keras atau lemah lembut? Pada hal-hal apa saja hati kita masih keras dan menuruti keinginan diri sendiri? Dalam hal-hal apa saja hati kita sudah responsif dengan kehendak Tuhan?

Sambil menunggu artikel bagian kedua tentang bagaimana Tuhan melembutkan hati yang keras. Yuk kita sama-sama evaluasi hati kita. Jangan lupa juga membuat komitmen-komitmen spesifik kalau Tuhan tunjukkan hal-hal tertentu yang selama ini menghalangi kita memiliki hati yang lemah lembut ya...

No comments:

Post a Comment

Share Your Thoughts! ^^